rodanewsindonesia – Beberapa pemuda dan mahasiswa melakukan unjuk rasa di depan Kantor Polda Sulawesi Selatan, Kota Makassar, Senin, (16/6/2025).
Saat Unjuk Rasa berlangsung, Massa aksi membentangkan Spanduk yang bertuliskan, “Copot Kapolres Takalar”, sembari melakukan Orasi secara bergantian.
Impi Puto Sambu, selaku penanggung jawab unjuk rasa menyampaikan bahwa pihaknya merasa kecewa terhadap kinerja Polres Takalar yang di anggap tidak mampu memberantas pelaku tambang galian C yang di duga ilegal.
“Unjuk rasa kami ini sebagai bentuk kekecewaan terhadap penegakan hukum di wilayah Polres Takalar terkait aktivitas tambang yang diduga beroperasi secara ilegal “, jelasnya
“Bukan hanya kapolres tetapi kasat reskrim dan kanit tipidter polres takalar wajib di periksa segera mungkin dan di copot dari jabatannya”, sambung, Impi.
Disamping itu salah satu massa aksi, Wawan Copel, menyampaikan bahwa Polres Takalar diduga melakukan pembiaran terhadap aktivitas tambang yang diduga ilegal.
“Polres Takalar beserta jajarannya tidak menjalankan fungsinya, terbukti di wilayah Takalar masih banyak tambang yang kami duga beroperasi secara ilegal”, jelasnya
Lebih lanjut, Wawan, menantang Polres Takalar untuk turun lapangan membuktikan adanya aktivitas tambang yang mereka duga beroperasi secara ilegal.
“Dengan syarat Kapolres beserta Kasat Reskrim Polres Takalar, menyatakan sikap siap lepas jabatan jika benar adanya usaha ilegal tersebut”, tegas, Wawan.
Beberapa saat setelah berorasi secara bergantian, perwakilan massa unjuk rasa melakukan audiens dengan pihak Polda Sul-Sel.
Impi, katakan bahwa segera mungkin pihak Polda melakukan pengecekan maupun penindakan terkait dugaan itu.
“Kami tadi melakukan audiens di dalam dan paparkan peta lokasi dan pengelolanya. Kesimpulannya, pihak Polda akan turun langsung melalukan penindakan”, jelas, Impi, kepada awak media rodanews
Setelah melakukan audiensi, Impi, kembali mempertegas agar pihak Polda Sul-Sel harus mengambil sikap tegas terhadap pelaku pelanggaran tanpa pandang bulu terkhusus beberapa pengelola pertambangan yang diduga ilegal di Kab. Takalar.
